Senin, 08 April 2019

Kasus Pada Manajemen Pemasaran Ford Motor Indonesia (FMI) dan Analisis SWOT

Philip Kotler (2005:9) Manajemen Pemasaran adalah proses dalam merencanakan, melaksanakan, memikirkan, menetapkan harga promosi, dan menyalurkan gagasan barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dalam organisasi.

Tujuan Manajemen Pemasaran :
   1. Membangun Permintaan
   2. Membangun Kepuasan Konsumen
   3. Mendapatkan Market Share
   4. Mendapatkan Keuntungan
   5. Mendapatkan Pencitraan Sesuai Harapan
   6. Menjaga Kelangsungan Usaha

Contoh kasus dalam Manajemen Pemasaran salah satunya pernah terjadi pada perusahaan mobil Amerika yang ada di Indonesia yaitu Ford Motor Indonesia. Sepanjang 2015, Ford Motor Indonesia berhasil menjual mobil sebanyak 6.103 unit, dimana penjualan mobil mereka paling banyak disumbang oleh Ford Ecosport yang hampir terjual hingga setengah penjualan mobil Ford, kemudian disusul oleh Fiesta dan Ranger. Angka tersebut memang terpangkas dari 11.614 unit di tahun 2014 silam dan Ford berhasil masuk ke dalam 10 besar brand mobil dengan penjualan terbanyak se-Indonesia pada saat itu.

Melihat angka penjualan yang hanya 6.103 unit, dari presentase penjualan tahun lalu memang menurun hampir 50%, tetapi memang di tahun 2015 penjualan mobil nasional dan penjualan mobil brand-brand lain juga ikut turun. Contoh, penualan mobil sepanjang Januari hingga Agustus 2014 pabrikan besar mengalami penurunan volume penjualan besar-besaran, Toyota turun 21%, Daihatsu 11%, Suzuki 23% dan Mitsubishi juga turun hingga 18%. Pengecualian untuk Honda yang sedang panen besar dengan Honda HRV dan Mobilionya, Honda justru meningkat hingga 8%.

Sedangkan untuk Ford sendiri, alasan turunnya penjualan mobil mereka memang cukup bertubi-tubi. Pertama, semenjak hadirnya Ford di Indonesia pada tahun 2002, Ford menjadikan Ford Ranger sebagai tulang punggung utama mereka diikuti oleh Ford Escape, sayangnya Escape tidak dilanjutkan oleh Ford di Indonesia karena takut bersaing dengan CRV dan X-Trail. Kemudian di tahun 2012 penjualan Ford Ranger anjlok karena sulitnya pasokan unit yang disebabkan oleh banjir di Thailand, kemudian di tahun 2013 diberlakukan undang-undang minerba terbaru yang menurunkan penjualan mobil untuk tambang. Untungnya Ford masih selamat dikarenakan Ford Fiesta yang laris manis setelah mengalami facelift.

Mulai dari Ranger yang diluncurkan bersamaan dengan Triton dan Hilux, dan Ford Everest yang hanya bisa mencari celah inden sebelum Fortuner dan Pajero Sport diluncurkan. Saat Fortuner diluncurkan, harga Ford Everest langsung terlihat kemalahan dan tidak menarik untuk dibeli jika dibandingkan dengan Fortuner atau Pajero Sport. Bergantungnya pasokan unit dari Thailand dikarenakan FMI tidak memiliki pabrik di Indonesia juga membuat Ford memberikan kesulitan, apalagi Ford selalu memberikan harga yang sangat kompetitif sehingga tidak banyak margin keuntungan yang bisa diambil. Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah yang anjlok dan rencana kenaikan pajak untuk barang impor di masa pemerintahan Jokowi yang sedang gencar mengurangi impor demi nilai tukar membuat Ford melihat tidak ada masa depan bagi produk mereka yang saat ini masih mengandalkan impor.

Analisis SWOT pada Ford Motor Indonesia :

Srength (kekuatan)
• Menjadi 10 besar brand mobil dengan penjualan terbanyak se-Indonesia
• Menerima beberapa penghargaan dari berbagai pihak atas pengembangan produk dan pelayanan         konsumen
• Melakukan inovasi-inovasi baru
• Desain mobil yang sporty dan modern
• Memiliki fitur yang lengkap dibandingkan yang lain

Weakness (kelemahan)
• Genuine parts dan Service yang sulit dijangkau
• Harga jual kembali sangat drop

Opportunities (peluang)
• Memiliki segmen pasar yang cukup luas
• Dapat lebih bertahan dalam keadaan krisis global dibanding para pesaing lainnya
• Pemberian diskon atau undian maupun cashback kepada setiap pelanggan

Threats (ancaman)
• Bersaing dengan Toyota, Suzuki, Daihatsu, dan Honda yang mempunyai segmen pasar yang lebih       luas
• Nilai tukar mata uang yang berfluktuasi
• Harga BBM yang terus naik
• Kenaikan pajak untuk barang impor